Rabu, 16 Januari 2008

003-Jualanku diobrak pemilik kantin sekolah

Pada usia kelas 5 SD, saya punya usaha jualan toko kelontong. Produknya utamanya berupa: minyak tanah dan obat nyamuk yang menjadi kebutuhan pokok warga desaku. Tapi lambat laun aku juga berjualan obat-obatan umum, jajanan kering anak2, sabun cs, terigu, rokok, dan lainnya.
Ibuku menyediakan lemari kayu bekas yang sudah tidak dipakai. Aku senang sekali memiliki lapak di dalam rumah. Karena banyak yang beli, lapak itu dipindahkan ke dapur yang bisa diakses dari pintu samping.
Pelanggan utama adalah ibuku sendiri, pakdeku yang suka rokok Sukun, bulik dan tetangga sekitar. Untuk jajanan anak2, adik2ku sendiri juga mebelinya ke aku. Paling tidak uang jajanku cuma RP 100,-/sehari (tahun 1984-an). Dari bisnis keci-kecilan setiap hari aku bisa untung minimal Rp. 200.

Nah, aku lupa gimana ceritanya, yang aku ingat aku naksir pada cewek SD. Dia itu kreatif banget, dia membawa jajanan untuk dijual kepada teman2 cewek. Entah perasaan apa, aku pun meniru untuk berjualan produk lainnya. Aku menjual roti. Harga belinya 20 perak dan dijual lagi 25. Lumayan sih, sehari bisa laku 20 potong. Kadang bisa menambah keuntungan 50-100. Untuk menambah omzet, aku bahkan sempat merekrut agen pengecer di kelas lain yang tidak lain adalah adik kandungku dan adik sepupuku.
Namun malang, ada keluarga sekolah yang punya kantin. Selain dia, tidak boleh berjualan di lingkungan sekolah madarasah tersebut, karena akan mengurangi omzetnya. Karena usiaku agak besar, anak pemilik kantin yang seusia SMA ini tidak berani mengorku, tapi menegor adik2ku. Karuan saja mereka ketakutan.
Entah apa sebab berikutnya, yang jelas jualan di sekolah itu hanya berjalan beberapa minggu dan tidak kulanjutkan.

Tapi kenangan masa kecilku ini sungguh berbekas hingga sekarang. Hmmm, hebat juga aku waktu itu ? tapi pasti ada orang lain yang lebih hebat dariku di usia yang sama. Anda kah itu ? Silahkan komentari dan sharing juga.

salam,

Dimas
http://bisnistemanku.blogspot.com/

Tidak ada komentar: